Cerita Pendek, 'Penantian'

- 10 Oktober 2023, 20:35 WIB
Ilustrasi: Pixabay/Pexels
Ilustrasi: Pixabay/Pexels /Maulidia Iqrima Savira, mahasiswa Universitas Jember program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia/

“Ah maaf Nana, aku tidak bermaksud menyinggungmu,” ucap Safa yang merasa tidak enak.

“Santai, aku tidak papa. Aku hanya ingin sedikit menyadarkanmu jika masih banyak orang di luaran sana yang mengharapkan ada diposisimu saat ini. Sudahlah tidak perlu dibahas lagi.”

Percakapan mereka terputus karena ada pramusaji yang sedang mengantarkan pesanan mereka, mereka pun menyesap mimuman yang telah mereka pesan dengan memandang keadaan kota Jakarta dari jendela transparan lantai dua di restoran ini.

Mereka memandang seorang gadis yang terlihat sedang menunggu di tepi jalan, gadis itu terlihat sedang dongkol dan menunjuk-nunjuk seseorang bersepeda motor dengan memarahinya yang menggunakan jaket hijau yang bertuliskan nama salah satu platform jasa antar jemput.

“Apakah menunggu memang menjadi suatu hal yang menyebalkan? Kenapa tega sekali menindas seseorang dengan seenaknya dan mengganggap dirinya seperti seorang ratu yang maunya dilayanin dengan sebaik mungkin,” ucap Safa yang merasa jengkel.

“Berada di posisi menunggu memanglah tidak menyenangkan, apalagi disituasi panas yang terik seperti ini,” ungkap Nana sambil menatap Safa dengan dalam.

“Tapi apakah pantas dia memarahi seseorang seperti itu? dia pasti ada alasan tersendiri mengapa lama saat akan menjemputnya, apalagi pada dasarnya kota Jakarta tidak pernah sepi kendaraan.”

“Pada dasarnya orang kelas atas selalu menganggap dirinya sendiri wahhh, dan menganggap kalangan menengah bawah tidak ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan mereka. Ya hal tersebut sama seperti perempuan itu, menganggap dia berhak dilayani dengan baik karena dia mampu membayar jasa ojek tersebut.”

“Ibaratnya gini, lu punya uang, lu punya kuasa!” ceplos Safa seperti ungkapan yang lagi booming akhir-akhir ini yang sontak membuat kami tertawa bersama.

Karena asiknya mengobrol, tak terasa kini waktu istirahat Safa telah selesai, Safa pun bergegas pergi kembali ke kantornya dan aku berniat untuk berkeliling di mall yang ada di sini, itung-itung refresing sembari menunggu Safa selesai bekerja dan pulang bersama ke rumahnya menggunakan KRL.

Halaman:

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah