Cerita Pendek, 'Penantian'

- 10 Oktober 2023, 20:35 WIB
Ilustrasi: Pixabay/Pexels
Ilustrasi: Pixabay/Pexels /Maulidia Iqrima Savira, mahasiswa Universitas Jember program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia/

Setelah aku yang lelah sehabis mengelilingi mall dan membeli berbagai keperluan, dan Safa yang telah selesai bekerja, kita segera menuju ke stasiun Manggarai. Karena memang di waktu jam pulang kerja orang kantoran, stasiun Manggarai terasa begitu sesak dengan lautan manusia.

Setibanya kereta, mereka saling berdesak-desakan dan saling mendorong satu sama lain, mengerikan sekali dilihatnya. Karena aku dan Safa sama-sama takut dan malas berdesakan, akhirnya kita menunggu kereta yang lain. Untuk mengusir rasa bosanku, akhirnya aku membaca sebuah novel.

Tak terasa kereta yang lain pun datang, namun situasi yang sama terulang kembali. Mereka berdesakan dan saling mendorong. Hingga kita menunggu kereta datang yang keempat kalinya, hal tersebut masih sama.

“Ah kapan sih sepinya? Sungguh, aku sudah meridukan kasur empukku dan ingin segera berguling-guling di sana,” ucap Safa dengan frustasi.

"Nyatanya menunggu memang sangat melelahkan dan suatu hal yang menyebalkan sekali."

“Bersabarlah sedikit lagi. ”

“Sungguh, aku sudah lelah sekali.” Wajar sekali jika Safa merasa lelah, karena sudah berjam-jam ia bekerja dan saat pulang malah seperti ini.

Dan benar saja, akhirnya kereta kelima sejak kita berada di sini tiba dengan keadaan yang cukup sepi. Hingga membuat kita leluasa memilih duduk di mana.

“Akhirnyaaa,” ucap Safa dengan lega.

“Siapa sangka kita akan berada di posisi seperti ini? Kereta dengan situasi yang menengkan, hingga kita bisa memilih tempat duduk dengan sesuka hati kita,” ungkap Nana.

Halaman:

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah