"Saya melihat sudah banyak yang menggunakan Biosaka tapi lebih banyak yang pakai lebih baik lagi, karena memang kecenderungan tanah kita makin jenuh. Ketika tanah makin jenuh penggunaan pupuk kimia akan makin tinggi, berarti biaya produksi akan makin mahal," bebernya.
Baca Juga: Mantan Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana Meninggal Dunia
Khofifah mengatakan Jatim selalu surplus beras, bahkan sejak 2020, 2021, hingga 2022 produksi beras di Jatim selalu tertinggi di antara seluruh provinsi di Indonesia.
Untuk diketahui, Biosaka adalah hasil inovasi petani di Blitar bernama Muhamad Anshar yang telah dikembangkan dari bahan baru-terbarukan yang tersedia melimpah di alam.
Penamaan tersebut terdiri dari suku kata Bio dan Saka, yaitu Bio singkatan dari Biologi, dan Saka singkatan dari Soko Alam Kembali Ke Alam atau dari Alam Kembali ke Alam.
Ramuan Biosaka tersebut terbuat dari gabungan minimal lima jenis rumput dan daun-daunan muda seberat 2,5 ons yang direndam dalam air 4-5 liter. Rendaman tersebut lalu diremas hingga layu agar sari dan enzimnya keluar.
Apabila sudah menghasilkan buih dan minyak, maka Biosaka bisa digunakan. Sebagai tambahan, 1,7 liter Biosaka bisa digunakan untuk 1 hektare lahan, dan menghasilkan 7-8 ton padi.***