Khofifah Apresiasi Pola Pertanian di Blitar, Sebut Keunggulan Penggunaan Biosaka

28 Mei 2023, 17:52 WIB
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama petani-petani di Kecamatan Gandusari, Blitar. /istimewa/

RINGTIMES JATIM- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi pola pertanian di Desa Soso, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, yang juga sudah memanfaatkan ramuan organik Biosaka. 

Dari dialog yang digelar, Khofifah mendapati pemanfaatan ramuan organik telah mencapai 50 persen.

Dirinya menyebut pupuk cair organik Biosaka selain aman bagi lingkungan juga membuat produksi beras menjadi lebih punel.

 Baca Juga: Resmi, Djajang Nurdjaman Resmi Jadi Pelatih Persela Lamongan pada Musim Depan

Selain itu produksi padi meningkat, ketahanan hama juga jadi makin bagus, serta tanah alami revitalisasi. 

"Sangat banyak keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif ketika menggunakan Biosaka ini," katanya dikutip dari Antara pada Sabtu, 27 Mei 2023.

Menurutnya, pemanfaatan Biosaka dapat menjadi referensi yang sangat bagus bagaimana produksi pertanian tetap terjaga. 

Luas lahan yang kini sudah banyak memanfaatkan cairan organik Biosaka di Kabupaten Blitar telah mencapai 11 ribu hektare. 

Khofifah berharap penggunaan Biosaka di Blitar akan menjadi referensi bagi daerah lain di Jawa Timur (Jatim). 

"Saya melihat sudah banyak yang menggunakan Biosaka tapi lebih banyak yang pakai lebih baik lagi, karena memang kecenderungan tanah kita makin jenuh. Ketika tanah makin jenuh penggunaan pupuk kimia akan makin tinggi, berarti biaya produksi akan makin mahal," bebernya. 

Baca Juga: Mantan Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana Meninggal Dunia

Khofifah mengatakan Jatim selalu surplus beras, bahkan sejak 2020, 2021, hingga 2022 produksi beras di Jatim selalu tertinggi di antara seluruh provinsi di Indonesia.

Untuk diketahui, Biosaka adalah hasil inovasi petani di Blitar bernama Muhamad Anshar yang telah dikembangkan dari bahan baru-terbarukan yang tersedia melimpah di alam. 

Penamaan tersebut terdiri dari suku kata Bio dan Saka, yaitu Bio singkatan dari Biologi, dan Saka singkatan dari Soko Alam Kembali Ke Alam atau dari Alam Kembali ke Alam. 

Ramuan Biosaka tersebut terbuat dari gabungan minimal lima jenis rumput dan daun-daunan muda seberat 2,5 ons yang direndam dalam air 4-5 liter. Rendaman tersebut lalu diremas hingga layu agar sari dan enzimnya keluar.

Apabila sudah menghasilkan buih dan minyak, maka Biosaka bisa digunakan. Sebagai tambahan, 1,7 liter Biosaka bisa digunakan untuk 1 hektare lahan, dan menghasilkan 7-8 ton padi.***

Editor: Fitri Anggiawati

Terkini

Terpopuler